Penalaran

3.28.2010

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam menyusun pendapat untuk menarik kesimpulan yang benar, kita harus menggunakan pola berpikir/penalaran yang benar pula. Pola penalaran dibagi menjadi dua, yaitu deduktif dan induktif.
1. Penalaran deduktif yaitu dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang umum (premis umum/mayor) diikuti pernyataan khusus (premis khusus/minor) menarik kesimpulan terhadap hal yang khusus. Penalaran demikian disebut juga silogisme.
2. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa khusus menuju kepada kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus tersebut.
Macam-macam penalaran induktif:
• Generalisasi: perumusan kesimpulan umum berdasarkan data/kejadian-kejadian
yang bersifat khusus.
• Sebab-akibat: dimulai dengan fakta-fakta yang menjadi sebab menuju
kesimpulan yang menjadi akibat.
• Akibat-sebab: dimulai pada fakta-fakta yang menjadi akibat lalu kita analisis
untuk mencari sebabnya.
• Analogi adalah pengambilan kesimpulan dengan asumsi bahwa jika dua atau
beberapa hal memiliki banyak kesamaan, maka aspek lain pun memiliki
kesamaan.

Hukum-hukum Penalaran
Perlu dipahami bahwa “yang benar” tidak sama dengan “yang logis”. Yang benar adalah suatu proposisi. Sebuah proposisi itu benar kalau ada kesesuaian antara subyek dan predikat. Yang logis adalah penalaran. Suatu penalaran dinamakan logis kalau mempunyai bentuk yang tepat, dan sebab iti penalaran itu sahih. Dengan asumsi bahwa bentuk penalaran itu sahih, maka hubungan kebenaran antara premis dan konklusi dapat dirumuskan dalam hukum-hukum penalaran sebagai berikut:

Hukum pertama :
Apabila premis benar, konklusi benar
contoh:
Semua manusia akan mati
Ali adalah manusia
Jadi : Ali akan mati
Di sini, premis mayor dan premis minor benar. Oleh sebab itu konklusinya juga benar.

Hukum kedua :
Apabila konklusi salah, premisnya juga salah
contoh :
Semua manusia akan mati
Malaikat adalah manusia
Jadi : Malaikat akan mati
Di sini konklusinya salah, sebab itu premisnya (kedua-duanya atau salah satunya) juga pasti salah. Premis mayor benar. Premis minor salah, sebab malaikat memang bukan manusia. Jadi, konklusi salah kalah premis minornya salah.

Hukum ketiga :
Apabila premisnya salah, konklusi dapat benar dapat salah
contoh :
Malaikat itu benda fisik
Batu itu malaikat
Jadi : Batu itu benda fisik
Di sini, kedua premisnya salah, tetapi konklusinya benar. Kalau premisnya salah dan konklusi salah, lihat di atas.

Hukum keempat :
Apabila konklusi benar, premis dapat benar dapat salah
contoh :
Konklusi benar premis salah, lihat contoh pada hukum ketiga. Konklusi benar, premis benar, lihat contoh pada hukum pertama.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/filsafat_ilmu/bab6-penalaran.pdf

0 Comments:

 
Edited by cumacoratcoret